Merdeka.com
Sejak ribuan
tahun lalu, gunung sudah menjadi lokasi yang dikeramatkan oleh manusia. Berkat
ketinggiannya, puncak gunung selalu diidentikkan dengan gerbang langit atau
surga. Gunung selalu muncul dalam berbagai mitologi. Sebut saja Gunung Olympus
yang dianggap sebagai rumah para dewa dalam mitologi Yunani, atau Gunung Atlas
yang dipersonifikasikan sebagai titan Atlas.
Setiap negara pasti memiliki
gunung yang dikeramatkan. Beberapa di antaranya berkaitan dengan kebudayaan
suku tradisional yang bermukim di sekitarnya. Dan beberapa lagi ditakuti karena
misteri yang meliputinya. Berikut ini adalah 6 di antara banyak sekali gunung
yang dianggap sakral di seluruh dunia, seperti dikutip dari Web Ecoist dan
Matador Network.
*****
1
Gunung
Kailash, Tibet
Kailash adalah gunung yang terletak di
wilayah Tibet. Gunung Kailash memiliki tinggi 6.638 meter, menjadikannya gunung
tertinggi di dunia yang tak pernah didaki. Gunung ini berkaitan erat dengan
empat kepercayaan besar di Asia Selatan, yaitu Buddha, Hindu, Jainisme, dan
Bonpo. Oleh pemeluk agama Hindu, Gunung Kailash dipercaya sebagai tempat
tinggal Siwa, dewa terkuat dalam mitologi Hindu. Gunung Kailash juga merupakan
sumber air utama bagi sungai-sungai besar yang mengalir di Tibet, Nepal, dan
India.
Selama ribuan tahun gunung ini telah
didatangi oleh para pemeluk agama untuk melakukan berbagai ritual. Kebiasaan
ini masih berlanjut sampai sekarang. Setiap tahunnya pemeluk agama-agama
melakukan perjalanan dan aktivitas di kaki gunung Kailash.Tetapi tak ada yang
pernah mendaki puncaknya. Semua aktivitas religius itu dilakukan di kaki Gunung
Kailash. Mendaki gunung Kailash dianggap tabu, mengganggu kesakralan area
gunung. Tetapi mengitari area kaki gunung sejauh puluhan kilometer dianggap
mampu menghapus dosa seumur hidup.
2
Gunung
Taranaki, Selandia Baru
Taranaki yang juga dikenal sebagai Gunung
Egmont adalah gunung berapi paling terkenal di Selandia Baru. Gunung setinggi
2.518 meter ini terletak di pesisir barat Pulau Utara, Selandia Baru. Taranaki
terakhir aktif pada pertengahan abad 19. Gunung ini merupakan bagian penting
dalam mitologi Suku Maori, suku tradisional di Selandia Baru. Dan karenanya
menjadi lokasi yang sangat disakralkan bagi warga suku Maori.
Pada kenyataannya gunung ini memang
berperan penting bagi kelangsungan hidup suku Maori. Aliran air yang bersumber
dari mata air di Gunung Taranaki diperlukan untuk mengairi sawah dan ladang.
Dan karena suku Maori bermukim di kaki gunung, erupsi vulkanik Taranaki akan
mengancam jiwa mereka.
3
Gunung
Fuji, Jepang
Meskipun gunung Fuji relatif lebih muda
jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain di Jepang, baru berumur sekitar
25.000 tahun tetapi gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jepang. Puncaknya
diselimuti salju dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib sejak berabad-abad
lalu. Puncak Gunung Fuji berkaitan erat dengan mitologi Jepang, dianggap
sebagai sebagai kediaman dewa api dan dewi pepohonan dalam kepercayaan Shinto.
Sementara para pemeluk agama Buddha percaya kalau gunung ini adalah kediaman
Dainichi Nyorai, Buddha Segala Kebijaksanaan Yang Bercahaya.
Saking sakralnya, orang biasa sempat
dilarang mendaki gunung tersebut, terutama wanita. Larangan ini berlangsung
selama beberapa abad sampai tiba era restorasi Meiji. Hanya para samurai saja
yang biasa melakukan pelatihan rahasia di area kakai gunung Fuji, tepatnya di
dekat daerah yang sekarang bernama kota Gotemba. Pendakian pertama di puncak
gunung ini tercatat dilakukan oleh seorang biksu tak dikenal pada tahun 663
kalender Jepang, atau sekitar abad 12-13.
4
Gunung Agung, Bali
Gunung Agung yang terletak di Pulau Bali
merupakan gunung tertinggi di pulau dewata tersebut. Letaknya di kecamatan
Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung berapi aktif ini memiliki kawah
yang luas dan sangat dalam. Sesekali kawah tersebut mengeluarkan uap panas.
Menurut Wikipedia, para pemeluk kepercayaan Hindu Bali meyakini kalau Gunung
Agung adalah tempat berdirinya istana yang dihuni para dewa, layaknya Gunung
Olympus dalam mitologi Yunani. Karena itulah warga Bali menganggap gunung
tersebut sebagai tempat keramat yang harus dijaga kesakralannya. Tak jarang di
Bali diadakan upacara persembahan untuk menghormati Gunung Agung.
Kepercayaan tradisional Bali juga
meyakini Gunung Agung sebagai pusat alam semesta. Pura Agung Besakih, pura
terbesar yang dianggap paling suci di Bali berlokasi di sini.
5
Gunung
Salak, Indonesia
Gunung Salak merupakan daerah pegunungan
yang terdiri dari rangkaian gunung berapi di Pulau Jawa. Letaknya berada di
selatan Jakarta. Secara administratif area Gunung Salak termasuk wilayah Sukabumi
dan Bogor. Sejak tahun 2003 area lingkungan pegunungan ini dijadikan kawasan
konservasi bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Gunung ini dianggap sebagai salah satu
gunung paling keramat dan misterius di Indonesia. Gunung ini dianggap 'gunung
maut' oleh kalangan penerbangan, dan karenanya sebisa mungkin harus dihindari.
Kondisi geografis Gunung Salak yang dipenuhi lembah dengan hutan lebat dan
cuaca di daerah tersebut yang seringkali tidak menentu (kadang diselimuti kabut
tebal) seringkali menimbulkan masalah dalam kelancaran penerbangan. Bahkan
karena banyaknya pesawat terbang yang jatuh di area Gunung Salak, Gunung
Halimun, dan Gunung Gede, area di ketiga gunung tersebut disebut Segitiga
Bermuda Indonesia.
6
Gunung
Everest, Nepal
Gunung dengan puncak tertinggi di dunia
ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya. Wilayahnya sendiri termasuk area
Tibet dan Nepal. Orang-orang Tibet menyebut Gunung Everest sebagai Ibu Alam
Semesta. Sementara orang Nepal menyebutnya Dewi Langit. Etnis Sherpa yang
merupakan suku tradisional dan minoritas di Nepal menganggap Everest sebagai
gunung keramat. Sebelum melakukan pendakian ke Everest, warga suku Sherpa harus
melaksanakan ritual tertentu.
Selain itu ada saja pendaki yang
kehilangan nyawa di Gunung Everest ini. Setidaknya ada 200 kasus kematian yang
terjadi di area gunung Everest, menambah kesan misterius di gunung ini.
*****
Itulah 6 gunung yang menuai
status paling keramat di berbagai negara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar