Penelitian terbaru dilakukan oleh tim peneliti dari University of Florida, Amerika Serikat, menyoroti tentang mengapa burung jantan kehilangan kelaminnya ketika berevolusi.
Keadaan itu berbeda dengan unggas lain seperti ayam, kelamin dari hewan itu berkembang secara normal sejak masih berbentuk embrio. Namun, saat dewasa, kelamin telah mengalami vestigiality, atau kehilangan fungsi.
Hilangnya fungsi dari kelamin ayam jantan telah membuat ayam betina memiliki kemampuan mengontrol sistem reproduksinya.
Dalam perkembangannya, BBC melansir, Jumat 7 Juni 2013, genetik dari burung menghentikan tumbuhnya tunas kelamin.
"Penemuan terbaru ini menunjukkan hilangnya kelamin dari burung jantan adalah sebuah aktivitas normal dari program kematian suatu sel kelamin," kata Martin Cohn, peneliti dari University of Florida.
Martin menjelaskan, gen yang disebut BMP4 memainkan peran penting dalam proses hilangnya kelamin pada burung jantan. "Gen BMP4 telah membuat kelamin burung jantan menjadi menyusut," ungkap Martin.
Tidak adanya kelamin, membuat burung mengembangkan metode pembuahan tanpa adanya penetrasi. Burung jantan dan betina sama-sama memiliki lubang yang dikenal sebagai kloaka.
"Ketika kloaka itu saling bersentuhan, maka sperma burung jantan akan masuk ke kloaka burung jantan. Hanya dalam waktu kurang dari satu detik sperma itu masuk ke kloaka burung betina," jelas Ana Herrera, peneliti dari University of Florida.
Hasil penelitian yang sudah diterbitkan di Jurnal Current Biology ini juga memberikan petunjuk mengenai teka-teki evolusi pada hewan lainnya. Seperti pada ular yang kehilangan anggota tubuhnya.
"Hal ini memungkinkan kita memahami hasil dari sebuah evolusi atau mungkin karena malformasi (kejadian abnormal)," kata Herrera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar