Jumat, 07 Juni 2013

Akibat Bencana, Peradaban Indonesia Pernah Hilang

Indonesia berada di kawasan cincin api dan tiga lempeng benua.

Wajah Indonesia ketika pra-sejarah, tepatnya 12.000 tahun yang lalu


Indonesia berada di kawasan cincin api dan tiga lempeng benua. Konsekuensi dari keadaan itu menyebabkan Indonesia sangat rawan terhadap bencana, seperti letusan gunung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya.

Di karya Critias buatan Plato, disebutkan kalau Atlantis berasal dari 9.600 SM atau 11.600 tahun yang lalu. Atlantis dijelaskan sebagai wilayah tropis, bertemperatur sedang, berbentuk daratan besar yang sangat indah, subur, banyak sumber air, flora, fauna, dan bahan tambang logam mineral.

Kesamaan Atlantis dan di Indonesia juga terlihat dari manuskrip kuno yang digunakan Plato untuk menjelaskan Atlantis, seperti adanya sungai, gunung berapi, masyarakatnya bisa membangun candi, habitat padat, masyarakat yang taat agama, patuh hukum, dan tidak mementingkan harta.

"Dari sisi demografinya Atlantis sangat mirip dengan Indonesia," kata Danny.

Ia juga menyampaikan, Atlantis hilang karena curah hujan yang sangat besar pada saat itu, sehingga menyebabkan banjir besar dan kemudian menenggelamkan Atlantis.

Menurut Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bansos dan Bencana, sejak tahun 2004 hingga saat ini, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai serangan dari bencana alam.

"Ini menjadi waktu-waktu yang penting bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap bencana-bencana," kata Andi, di sela acara Diskusi Bencana dan Peradaban dan Peluncuran Buku "Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia," di Jakarta, 20 Mei 2013.

Andi menambahkan, ada tiga hal positif yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi bencana. Pertama, dibentuk Undang-Undang (UU) tentang kebencanaan. Kedua, sudah dimasukkan unsur sains dalam menangani bencana. Ketiga, masyarakat dewasa ini mulai peka terhadap bencana.

Pemahaman terhadap bencana yang terjadi Indonesia berdampak secara lokal dan global. Misalnya, tercatat dalam sejarah, ledakan Gunung Krakatau dan Gunung Tambora, yang memiliki dampak besar secara global.

"Bencana telah membuat peradaban menjadi tiba-tiba primitif. Bencana-bencana yang terjadi telah memakan korban yang banyak dan telah memusnahkan orang-orang yang memiliki intelektualitas," ujar Andi.

Saat ini, Presiden SBY sudah bertemu dengan para ahli-ahli gempa dan membuat Pusat Informasi Gempa di Indonesia. Tujuannya untuk memberikan solusi-solusi antisipatif terhadap segala bencana yang terjadi Indonesia, terutama gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar