Minggu, 10 Maret 2013

Tetap Kenyang adalah Pilihan Terbaik saat Berdiet

Seperti yang pernah kita bahas dalam artikel ‘5 Strategi agar Tak Berlapar-lapar saat Diet’ bahwa lapar tidak seharusnya dialami oleh orang-orang yang sedang berdiet.


Hingga saat ini masih banyak yang mempercayai bahwa dengan berlapar-lapar akan mendapatkan sukses besar dalam diet. Itu tidak benar!
Padahal dengan berlapar-lapar saat diet proses metabolisme tubuh akan melambat dan membuat napsu makan meningkat. Jika Anda tidak dapat mengendalikannya maka Anda akan terjebak dalam pola makan membabi buta dan terobesesi terhadap makanan tertentu.
Rasa lapar sebenarnya disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

Turunnya Gula Darah

Lapar terjadi ketika kadar gula darah yang tersimpan di hati (liver) mulai menipis sehingga tubuh merasakan penurunan energi dan memerlukan asupan makanan. Biasanya kondisi ini akan ditandai dengan pusing, namun akan segera reda ketika mengonsumsi makanan yang manis.
Makanan manis dengan kadar gula tinggi seperti biskuit, roti, permen, dan lainnya bisa mengurangi rasa lapar akibat menurunnya kadar gula darah. Makanan tersebut merupakan makanan ber GI (glikemiks indeks) tinggi dan tubuh akan menyerapnya dengan cepat sehingga rasa lapar akan berkurang.
Cara ini hanya dapat menahan lapar dalam waktu yang singkat dan bisa menempatkan Anda pada risiko lonjakan gula darah yang melebihi batas normal. Mengonsumsi terlalu banyak makanan ber GI tinggi selain bisa menyebabkan kegemukan juga meningkatkan risiko diabetes, karena gula darah meningkat tajam sehingga tubuh akan memproduksi hormon insulin lebih banyak. Insulin adalah hormon yang diproduksi tubuh untuk menurunkan gula darah, dan juga berfungsi membawa lemak ke seluruh tubuh.
Roti gandum, nasi merah, ubi manis, adalah contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks yang bisa dijadikan alternatif untuk meredakan rasa lapar. Berbeda dengan karbohidrat simple seperti biskuit dan permen, karbohidrat kompleks mengandung lebih banyak serat dan tubuh memprosesnya lebih lambat sehingga bisa membuat Anda kenyang lebih lama tanpa khawatir mengalami lonjakan gula darah.

Kondisi Lambung

Bisa dipastikan jika lambung dalam kondisi kosong maka Anda akan merasakan lapar. Misalnya ketika Anda makan nasi putih saat sarapan. Nasi putih dicerna tubuh dengan cepat karena merupakan karbohidrat simple, hasilnya Anda merasakan lapar lagi dalam waktu singkat.
Berbeda ketika menu sarapan Anda adalah empat putih telur dan jus alpukat misalnya. Makanan dengan kadar protein tinggi dan lemak sehat. Lemak dan protein lebih lambat dicerna daripada karbohidrat dari nasi putih, sehingga cara ini akan membuat Anda kenyang lebih lama.

Aroma Makanan

Aroma makanan yang tercium oleh hidung juga bisa merangsang rasa lapar. Apalagi jika Anda sampai melihat makanan tersebut. Untuk mengendalikan diri agar Anda tidak terpancing dengan aroma makanan tersebut, Anda bisa membawa snack atau camilan sehat seperti buah-buahan, kacang-kacangan atau camilan rendah kalori lainnya yang yang bisa Anda konsumsi sewaktu-waktu saat Anda terpancing untuk ngemil makanan berkarbohidrat tinggi.
Nah, dengan memahami penyebab lapar di atas diharapkan Anda bisa memahami bahwa menjaga perut tetap kenyang sangat penting untuk menunjang keberhasilan program diet Anda. Ini adalah bukti bahwa berlapar-lapar saat diet bukanlah solusi yang tepat untuk menurunkan berat badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar